top of page

Cara menekan Angka Dead Stock dalam Supply Chain Management

Diperbarui: 6 Okt 2022

Menjalankan proses supply chain pada bisnis tidak terlepas dari sebuah permasalahan. Salah satu yang umum terjadi yaitu dead stock, atau stok barang mati yang bisa diakibatkan oleh usia, cacat produksi ataupun rusak. Sehingga stok barang tersebut tidak bisa di distribusi dan diperjual belikan kepada konsumen.


Sebagai pelaku bisnis yang bergerak dibidang supply chain, anda perlu untuk dapat mengawasi seluruh prosesnya secara detail. Dengan begitu, permasalahan seperti dead stock dapat diminimalisir. Anda perlu mengenali penyebab dead stock agar dapat menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.


Kenali penyebab Dead Stock dalam Supply Chain

penyebab dead stock dalam supply chain

Stok mati atau dead stock adalah stok barang yang terlalu lama disimpan dalam gudang sehingga stok tersebut tidak layak untuk dijual ke konsumen. Yang termasuk dalam kategori dead stock diantaranya yaitu stok barang rusak, kedaluwarsa, sisa produksi dan stok barang yang salah pengiriman.


Melihat dari pengertian dan kategori dari dead stock, anda dapat mengenali penyebabnya, diantaranya :


Perhitungan stok barang yang Tidak Akurat

pencatatan stok barang secara manual mengakibatkan dead stock

Salah satu penyebab dead stock yang umum terjadi yaitu adalah perhitungan stok barang yang tidak akurat. Kesalahan perhitungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pencatatan secara manual, pembaruan jumlah stok yang dilakukan tidak rutin, ataupun kesalahan saat pengumpulan data.


Pengadaan stok barang yang Tidak Konsisten

dead stock akibat pengadaan yang tidak konsisten

Adanya permintaan yang rendah atau pengadaan stok barang berlebihan dapat menyebabkan perusahaan terjebak dengan kelebihan persediaan. Umumnya, permasalahan ini muncul akibat kurangnya analisis permintaan pasar atau juga pencatatan dan perhitungan stok yang tidak akurat.


Jumlah Stok barang yang terlalu Bervariasi

dead stock akibat terlalu banyak jenis produk

Menyediakan beragam produk tampak seperti cara yang baik untuk memperluas target konsumen, namun jika tidak dilandasi analisis pasar secara mendalam, justru mengakibatkan semakin banyak SKU yang tersimpan dalam gudang dan membuat manajemen gudang tidak maksimal.


Penjualan Produk yang Buruk

penjualan yang buruk menyebabkan dead stock

Produk yang tidak bisa terjual terjadi karena beberapa faktor seperti harga yang terlalu tinggi, tidak sesuai dengan kebutuhan target pasar, ataupun kurangnya analisis terhadap value produk dibanding kompetitor.


Baca Juga:


Tingkatkan performa Supply Chain dengan menekan angka Dead Stock

Supply Chain Management tidak terlepas dari permasalahan akibat angka dead stock yang tinggi. Untuk dapat menekan terjadinya dead stock, anda dapat menerapkan beberapa cara berikut ini :


Menerapkan Promo Bundling dengan Produk Lain

Strategi promo dengan membuat bundling produk dead stock dengan produk lain yang masih berkaitan dapat menjadi solusi jangka pendek. Penerapan cara ini bertujuan untuk menekan angka dead stock, meningkatkan permintaan konsumen dan juga mengoptimalkan supply chain management.


Melaksanakan Stock Opname Secara Rutin

Melakukan stock opname secara rutin sudah seharusnya dilakukan oleh seluruh staff gudang. Pencatatan stok barang secara rutin bertujuan untuk mendapatkan jumlah real stock yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan produksi dan pembelian bahan baku. Stock opname yang akurat juga akan mempermudah untuk menentukan target penjualan periode berikutnya.


Menghabiskan Stok Lama Terlebih Dahulu

Menerapkan metode manajemen stok barang pada proses supply chain management dapat menjadi solusi untuk menekan dead stock. Metode FIFO (First In First Out) dapat diterapkan untuk menghabiskan atau mengeluarkan stok barang lama terlebih dahulu. Dengan begitu, kualitas produk dapat terjaga dan menekan angka dead stock.


Menerapkan Layout Gudang

Menerapkan layout pada gudang menjadi sebuah alternatif untuk menekan angka dead stock. Dengan menyediakan lokasi penyimpanan terpisah antar produk, dan mengoptimalkan luas lorong antar gudang dapat mempermudah staff untuk melakukan kontrol kualitas stok produk dan tentunya mengurangi dead stock.


Otomasi pencatatan dan perhitungan data stok barang dengan WMS

Kebanyakan kendala yang menyebabkan meningkatnya angka dead stock adalah pencatatan yang tidak akurat. Dengan menerapkan IoT dan Sistem seperti Warehouse Management System, akan menggantikan proses pencatatan secara manual. Penerapan WMS dapat mengoptimalisasi waktu pencatatan dan penghitungan stok barang. Sehingga staff gudang dapat berfokus untuk melakukan kontrol kualitas produk.


Sebagai startup penyedia Warehouse Management System dan Enterprise Resource Planning System di Indonesia, Prieds Technology hadir sebagai solusi permasalahan supply chain management melalui software yang dapat terhubung dengan hardware melalui teknologi IoT dan sistem WMS dan juga ERP. Beragam fitur dari ERP Prieds dan WMS Prieds dapat membantu bisnis anda untuk mengatasi permasalahan pada proses supply chain seperti dead stock.


Anda dapat mempelajari lebih lanjut terkait solusi supply chain management dan konsultasikan dengan tim ahli Prieds untuk dapatkan banyak keuntungan dengan menerapkan Smart Warehouse Management System pada bisnis Anda.

242 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page