Cost-to-Serve Analysis: Arti, Fungsi, Komponen & Cara melakukan
- Kevin Ramadhani

- 2 hari yang lalu
- 4 menit membaca
Penggunaan biaya operasional yang efisien merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen gudang perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi biaya operasional gudang yaitu adalah Cost-to-Serve Analysis. Melalui metode ini, perusahaan dapat mengetahui penggunaan biaya secara riil untuk memenuhi permintaan pasar, mengelola produk, maupun distribusi.
Dengan mengetahui penggunaan biaya secara lengkap, perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan yang lebih tepat, penerapan strategi pengelolaan barang yang sesuai segmentasi, serta mengoptimalkan operasional gudang.

Arti Cost-to-Serve Analysis
Cost-to-Serve Analysis merupakan sebuah metode perhitungan seluruh biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan untuk melayani konsumen atau memproses produk tertentu, mulai dari penerimaan barang, penyimpanan, pengambilan, pengepakan, hingga pengiriman.
Dengan melakukan analisis Cost-to-Serve, perusahaan dapat mengetahui biaya untuk melayani tiap jenis pesanan, segmentasi konsumen dari tingkat keuntungan penjualan, hingga proses pengelolaan stok yang paling boros biaya.
Fungsi Cost-to-Serve Analysis dalam Manajemen Stok Barang
Penerapan Cost-to-Serve Analysis memiliki beberapa fungsi penting yang dapat membantu perusahaan untuk mengoptimalkan biaya manajemen stok barang, seperti:
1. Mengidentifikasi Konsumen dan Produk yang Menguntungkan
Tidak semua pembelian konsumen menghasilkan margin keuntungan yang sama. Pesanan kecil yang dilakukan berulang, barang dengan penanganan khusus, atau lokasi pengiriman yang jauh dapat mengakibatkan pemborosan Cost-to-Serve.
2. Mengurangi Biaya Tersembunyi (Hidden Costs)
Proses manajemen stok barang yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan biaya tersembunyi atau hidden cost, seperti biaya waktu picking berlebih, kesalahan input data, retur, atau proses pengemasan khusus.
3. Meningkatkan Efisiensi Manajemen Stok Barang
Analisis Cost-to-Serve dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi kendala dan aktivitas gudang yang berpotensi memiliki biaya tinggi. Dengan mengevaluasi proses operasional, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi Cost-to-Serve.
4. Sebagai Dasar Penetapan Harga
Dengan mengetahui Cost-to-Serve secara akurat, perusahaan dapat menentukan harga penjualan yang realistis, atau memberikan biaya tambahan untuk layanan premium. Dengan begitu perusahaan akan dapat meningkatkan keuntungan.
5. Pengambilan Keputusan Berbasis Data
Semua keputusan dan langkah optimalisasi proses manajemen stok barang dapat menjadi lebih objektif dan terukur melalui Cost-to-Serve Analysis. Hal ini dikarenakan hasil evaluasi menunjukkan biaya operasional yang dibutuhkan secara akurat.
Komponen Penting dalam Cost-to-Serve Analysis
Untuk dapat melakukan Cost-to-Serve Analysis, perusahaan perlu mengetahui beberapa komponen penting di dalamnya, yaitu:
Biaya Penerimaan (Inbound Cost): Unloading, QC, Putaway, Dokumentasi
Biaya Penyimpanan (Storage Cost): Biaya sewa gudang, Pemakaian rak & space, Tenaga kerja
Biaya Pengambilan (Picking Cost): Waktu perjalanan picker, Picking untuk produk slow moving, Penggunaan alat bantu
Biaya Pengepakan (Packing Cost): Material packing, Waktu kerja staf packing, Penanganan khusus (fragile, bundling, repack)
Biaya Pengiriman (Outbound Cost):Ā Konsolidasi barang, Last mile delivery, Penggunaan armada
Biaya Penanganan Khusus: Return & reverse logistics, Handling barang rusak atau kadaluarsa, Penggantian barang
Cara Melakukan Cost-to-Serve Analysis dalam Manajemen Stok Barang
Agar penerapan Cost-to-Serve Analysis berjalan dengan baik dalam proses manajemen stok barang, perusahaan dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Mengumpulkan Data Operasional secara Lengkap
Data yang dibutuhkan mencakup waktu proses per aktivitas, jumlah tenaga kerja, material handling, penggunaan alat, serta biaya penyimpanan. Untuk mendapatkan data akurat sebagai sumber informasi utama, perusahaan dapat menggunakan Warehouse System.
2. Identifikasi Aktivitas Operasional yang Mempengaruhi Biaya
Setelah memiliki data operasional yang lengkap, perusahaan perlu mengidentifikasi seluruh aktivitas yang berkontribusi terhadap biaya operasional, seperti proses inbound, penyimpanan barang, picking, packing, hingga pengiriman.
3. Melakukan Perhitungan Biaya per Aktivitas
Perusahaan perlu menghitung biaya untuk setiap aktivitas menggunakan metode activity-based costing (ABC). Metode ini dapat memisahkan biaya berdasarkan aktivitas yang benar-benar terjadi, sehingga perusahaan bisa memahami biaya aktual dari setiap proses manajemen stok barang.
4. Petakan Biaya per Aktivitas ke Pelanggan & Produk
Setelah biaya per aktivitas diketahui, biaya tersebut dipetakan ke setiap konsumen dan produk. Tujuannya yaitu untuk mengetahui konsumen dengan biaya pelayanan tinggi, serta memahami produk yang memerlukan biaya penanganan lebih. Pemetaan ini membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan struktur harga.
5. Analisis Peningkatan Biaya Operasional
Perusahaan perlu melakukan analisis untuk menemukan aktivitas mana yang menjadi sumber biaya terbesar. Analisis sumber peningkatan biaya operasional memungkinkan perusahaan menemukan area yang paling membutuhkan perbaikan.
6. Menyusun Langkah Optimalisasi
Berdasarkan hasil Cost-to-Serve Analysis, perusahaan dapat menyusun rencana optimalisasi. Dengan hasil analisis yang tepat perusahaan dapat mengurangi biaya total tanpa mempengaruhi kualitas layanan kepada konsumen.
7. Otomatisasi Cost-to-Serve Analysis dengan Warehouse System
Implementasi teknologi dalam manajemen stok barang, seperti Warehouse System dapat mempercepat proses analisis dan memberikan data real-time yang dibutuhkan untuk evaluasi kinerja pengelolaan gudang serta biaya operasional.
Peran Warehouse System untuk Optimalisasi Cost-to-Serve Analysis
Penggunaan Warehouse System membantu perusahaan untuk dapat mengukur dan mengoptimalkan Cost-to-Serve Analysis dengan optimal. Berikut beberapa peran dari Warehouse System:
1. Data Operasional yang Akurat dan Real-Time
Warehouse System dapat mencatat seluruh aktivitas manajemen stok barang secara real-time. Data ini menjadi dasar penting untuk menghitung biaya per aktivitas agar lebih akurat, sehingga penerapan Cost-to-Serve Analysis lebih optimal.
2. Meningkatkan Kinerja Proses Picking dan Putaway
Melalui fitur slotting optimization, picking path, dan batching orders, Warehouse System mampu mempercepat proses picking dan putaway. Hal ini tentu dapat menekan komponen biaya terbesar dalam Cost-to-Serve Analysis.
3. Meminimalkan Kesalahan yang Menyebabkan Biaya Tambahan
Warehouse System dapat mengurangi kesalahan picking, meningkatkan akurasi stok, serta menekan retur akibat kesalahan pengiriman. Dengan sistem otomatis, proses manajemen stok barang berjalan dengan baik, sehingga Cost-to-Serve lebih efisien.
4. Evaluasi Biaya per Pelanggan dan Produk
Warehouse System dapat diintegrasikan dengan dengan ERP, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengetahui konsumen berbiaya tinggi, SKU dengan penanganan khusus, serta pesanan yang memiliki margin kecil. Informasi ini membantu segmentasi konsumen dan penyesuaian biaya produk.
5. Evaluasi dan Optimalisasi Manajemen Stok Barang
Dengan dukungan Warehouse System perusahaan dapat mengevaluasi proses manajemen stok barang secara keseluruhan. Data yang akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan langkah optimalisasi Cost-to-Serve dengan tepat.
Optimalkan Penerapan Cost-to-Serve Analysis dengan Warehouse System Prieds
Cost-to-Serve Analysis merupakan metode evaluasi penting dalam manajemen stok barang yang memberikan visibilitas mendalam mengenai biaya layanan dan operasional terhadap setiap pesanan konsumen dan produk. Dengan analisis ini, perusahaan dapat meningkatkan kinerja manajemen stok, efisiensi biaya operasional, hingga mengambil keputusan yang lebih tepat
Penggunaan teknologi seperti Warehouse System berperan penting dalam proses ini, karena dapat menyediakan data operasional yang akurat, real-time, dan dapat diolah untuk memahami biaya riil dari setiap aktivitas manajemen stok barang.
Sebagai penyedia Warehouse System, Prieds hadir menawarkan sebuah teknologi yang mempermudah perusahaan untuk menerapkan Cost-to-Serve Analysis. Teknologi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan stok, meningkatkan akurasi data, memberikan visibilitas menyeluruh terhadap biaya operasional, serta membantu memastikan keuntungan perusahaan.
Warehouse System Prieds juga dibekali dengan fitur integrasi dengan perangkat seperti RFID, sehinggaĀ penerapan Cost-to-Serve Analysis dapat dilakukan dengan optimal. Konsultasikan kebutuhan perusahaan AndaĀ dengan tim ahli Prieds, dan temukan solusi penggunaan sistem yang optimal, mudah digunakan, dan siap mendukung pertumbuhan bisnis Anda.





