Obsolete Inventory: Arti, Penyebab, Dampak dan Cara Optimalisasinya
- Kevin Ramadhani
- 48 menit yang lalu
- 4 menit membaca
Untuk dapat memastikan ketersediaan produk, perusahaan perlu memperhatikan pengelolaan stok, tidak hanya memastikan kesesuaian jumlah barang, tetapi juga menjaga agar stok tetap relevan dan bernilai. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan dalam mengelola stok yaitu adalah Obsolete Inventory, dimana persediaan barang yang sudah tidak memiliki nilai jual atau tidak dapat digunakan lagi dikarenakan beberapa faktor.
Jika tidak dikelola dengan baik, Obsolete Inventory dapat memenuhi ruang gudang, menambah biaya penyimpanan, dan menurunkan efisiensi operasional.Selain itu, perusahaan tentu akan kehilangan potensi penjualan akibat barang yang dimiliki sudah tidak relevan dengan kebutuhan konsumennya.

Arti Obsolete Inventory dalam Pengelolaan Stok
Obsolete Inventory merupakan persediaan barang yang sudah tidak lagi memiliki nilai ekonomi, fungsional bagi perusahaan atau sudah tidak relevan dengan kebutuhan konsumen. Barang dalam kategori ini bisa berupa produk kadaluwarsa, komponen yang tidak terpakai, atau item yang tidak lagi diminati.
Umumnya, Obsolete Inventory muncul akibat perencanaan permintaan yang tidak tepat, pembelian berlebih, perubahan desain produk, atau siklus hidup produk yang telah berakhir. Dengan kata lain, Obsolete Inventory adalah jenis stok yang terjebak di gudang dan tidak memberikan keuntungan.
Penyebab Terjadinya Obsolete Inventory dalam Pengelolaan Stok
Obsolete Inventory dapat terjadi dalam pengelolaan stok perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Perubahan Permintaan Konsumen
Salah satu penyebab terbesar dari Obsolete Inventory adalah perubahan tren. Produk yang dulunya diminati dan dicari konsumen dapat menjadi tidak relevan karena adanya perubahan kebutuhan atau preferensi konsumen.
2. Kelebihan Pembelian Stok (Overstocking)
Penyusunan perkiraan permintaan yang tidak tepat juga dapat menjadi penyebab terjadinya Obsolete Inventory. Dengan perkiraan yang salah, stok akan menumpuk mengakibatkan overstock dalam pengelolaan gudang.
3. Perubahan Produk
Adanya perubahan pada sebuah produk, baik dari sisi desain atau teknologi juga dapat menyebabkan Obsolete Inventory dalam pengelolaan stok. Komponen pada produk lama menjadi tidak terpakai karena munculnya produk dengan model terbaru.
4. Siklus Hidup Produk yang Pendek
Industri yang memiliki inovasi cepat, seperti elektronik, sering mengalami Obsolete Inventory. Hal ini dikarenakan siklus hidup produk yang semakin pendek akibat perkembangan dan pembaruan produk yang menjadikan produk lama tidak diminati lagi.
5. Tidak Menerapkan Metode Rotasi Stok
Proses pengelolaan stok yang tidak menerapkan metode rotasi barang yang tepat juga dapat memicu terjadinya Obsolete Inventory. Hal ini banyak terjadi terutama ketika mengelola produk yang memiliki kadaluarsa, sehingga ketika akan dipakai sudah tidak memiliki kualitas yang optimal.
Dampak Obsolete Inventory bagi Pengelolaan Stok
Jika tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, Obsolete Inventory dapat menyebabkan beberapa masalah besar pada pengelolaan stok perusahaan, di antaranya seperti:
1. Kehilangan Potensi Penjualan
Dampak utama dari Obsolete Inventory yang tidak segera diatasi yaitu adalah kehilangan potensi penjualan produk akibat barang sudah tidak bisa dijual.
2. Pengelolaan Stok Tidak Efisien
Obsolete Inventory merupakan produk yang sulit untuk dijual. Hal ini tentu dapat mengakibatkan hambatan dalam pengelolaan stok karena ruang penyimpanan terpakai oleh stok tidak produktif.
3. Pembengkakan Biaya
Selain potensi kehilangan penjualan, perusahaan juga akan menghadapi peningkatan biaya operasional jika Obsolete Inventory tidak segera ditangani. Beberapa diantaranya seperti tambahan biaya penyimpanan, penanganan dan pemusnahan atau penghapusan stok.
4. Gangguan Arus Kas Perusahaan
Obsolete Inventory yang tidak segera diatasi juga dapat mengganggu arus kas perusahaan. Hal ini dikarenakan modal tertahan pada barang yang tidak bernilai dan sulit untuk dijual ke pasar.
Tips Optimalisasi Obsolete Inventory dengan WMS dan Sistem RFID
Untuk dapat mengurangi dan mengelola Obsolete Inventory dengan optimal, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi seperti Sistem RFID dan WMS. Penggunaan teknologi ini memiliki beberapa peran penting dalam menangani Obsolete Inventory dan meningkatkan efisiensi pengelolaan stok, seperti:
1. Pelacakan Stok Otomatis
Setiap barang dilengkapi tag RFID yang dapat terbaca otomatis oleh sistem, sehingga data stok selalu diperbarui. Hal ini tentu dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi potensi Obsolete Inventory dalam gudang agar bisa segera di atasi.
2. Pemantauan Lokasi dan Umur Barang
Sistem RFID dan WMS dapat menyimpan lokasi dan usia stok secara real-time. Dengan visibilitas menyeluruh terhadap pengelolaan stok, perusahaan akan lebih mudah untuk mendeteksi barang yang mendekati masa kedaluwarsa atau tidak aktif.
3. Riwayat Pengelolaan Stok dalam Gudang
Penerapan Sistem RFID dan WMS dapat membantu perusahaan untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh data pergerakan barang. Dengan informasi ini perusahaan lebih mudah untuk menganalisis produk dengan tingkat perputaran rendah atau tidak terpakai.
4. Pengurangan Kehilangan dan Kesalahan Input Data
Proses pencatatan barang dilakukan otomatis melalui Sistem RFID dan WMS. Hal ini tentu akan mengurangi risiko kehilangan data, pencatatan ganda, maupun kesalahan perhitungan yang dapat mengakibatkan Obsolte Inventory.
5. Memaksimalkan Ruang Penyimpanan dan Biaya Operasional
Dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengambil keputusan cepat untuk mengatasi Obsolete Inventory, baik melalui likuidasi atau penghapusan stok usang, sehingga ruang gudang dapat dimaksimalkan. Hal ini tentu juga akan meningkatkan efisiensi biaya operasional karena stok Obsolete menjadi berkurang.
Hindari Obsolete Inventory dalam Pengelolaan Stok dengan Sistem RFID dan WMS Prieds
Obsolete Inventory merupakan tantangan besar dalam pengelolaan stok yang berdampak pada proses operasional yang tidak efisien serta meningkatkan biaya penyimpanan. Dengan strategi pengelolaan stok yang tepatserta penerapan Sistem RFID dan WMS, perusahaan dapat mengidentifikasi, mencegah, dan mengoptimalkan pengelolaan Obsolete Inventory secara cepat dan tepat.
Sebagai penyedia Sistem RFID, Prieds menawarkan perangkat yang dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola Obsolete Inventory dalam gudang. Teknologi ini mendukung pencatatan stok yang akurat, pelacakan barang secara real-time, serta memastikan produk yang tersedia memiliki kualitas dan permintaan yang sesuai untuk menghindari terjadinya penumpukan stok usang.
RFID dari Prieds dapat diintegrasikan dengan WMS, sehingga memberikan perusahaan fleksibilitas dan kemudahan untuk mengelola Obsolete Inventory dalam pengelolaan stok. Konsultasi dengan tim ahli Prieds untuk mengetahui solusi teknologi RFID dan Software Stock Opname yang tepat bagi bisnis Anda.


