top of page

Harga Pokok Penjualan: Pengertian, Cara Menghitung, Rumus, dan Contohnya

Kevin Ramadhani

Penasaran bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan dengan tepat? Harga pokok penjualan menjadi salah satu komponen penting dalam menjalankan bisnis.


Ketika Anda bisa menghitung harga pokok penjualan dengan akurat, keputusan penetapan harga jual produk akan lebih tepat dan menguntungkan.


Bayangkan Anda bisa mengetahui berapa biaya sebenarnya untuk memproduksi atau mendapatkan barang dagangan, lalu menetapkan margin keuntungan dengan lebih percaya diri!


Nah, artikel ini akan membahasnya secara detail tentang konsep, rumus, dan contoh perhitungan harga pokok penjualan. Yuk, simak sampai selesai agar Anda bisa langsung mempraktekkannya dalam bisnis Anda!


Harga Pokok Penjualan

Apa itu Harga Pokok Penjualan?

Pernahkah Anda mendengar istilah harga pokok penjualan dalam dunia bisnis? Mengutip dari accurate.id, Pengertian Harga pokok penjualan adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam periode akuntansi tertentu.


Dalam bahasa Inggris, HPP sering disebut sebagai Cost of Goods Sold (COGS).


Harga pokok penjualan dapat didefinisikan sebagai jumlah pengeluaran dan beban diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam kondisi dan tempat dimana barang itu dapat dijual atau digunakan.


Menurut Fahmi I (2020:102), "Harga Pokok Penjualan merupakan harga beli atau pembuatan suatu barang dijual, juga disebut cost of goods sold".


Sederhananya, HPP adalah harga produk sebelum laba ditambahkan. Ketika Anda menjalankan bisnis, HPP menjadi dasar perhitungan untuk menentukan harga jual produk agar tetap menguntungkan.


Biaya-biaya dalam HPP secara langsung akan berkaitan dengan proses produksi dan berpengaruh pada kualitas serta kuantitas produk atau jasa dihasilkan.


Menurut Jumingan (2019:32), harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dibeli kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi.


Sedangkan menurut Kasmir (2018:306), HPP adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau jasa untuk menjadi barang dengan ditambah biaya-biaya berkaitan dengan harga pokok penjualan tersebut.


Perlu Anda ketahui bahwa HPP berbeda dengan laba kotor. HPP hanya mencakup biaya secara langsung yang berkaitan dengan produksi barang atau jasa, sedangkan laba kotor mencakup HPP dan biaya-biaya lain yang tidak berkaitan langsung dengan produksi, seperti biaya administrasi, dan biaya bunga.


Dalam laporan keuangan, HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. 


Menurut Lestari dan Permana (2018:28), "bagian penting dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi (income statement) memuat laporan tentang penjualan telah dilakukan dan dibandingkan dengan biaya pembuatan barang jadi tersebut atau diistilahkan harga pokok penjualan (Cost of good sold)".


Dengan memahami konsep harga pokok penjualan, Anda dapat menentukan harga jual secara tepat, memantau efisiensi proses produksi, dan membuat keputusan bisnis lebih akurat untuk mencapai profitabilitas optimal.


Komponen harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan menjadi salah satu elemen penting dalam menentukan keuntungan bisnis Anda.


Ketika Anda dapat mengidentifikasi faktor-faktor memengaruhi harga pokok penjualan, Anda bisa mengambil langkah tepat untuk mengoptimalkan biaya produksi dan meningkatkan margin keuntungan


Berikut ini adalah komponen harga pokok penjualan dalam bisnis yang perlu Anda perhatikan.


1. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku merupakan komponen terbesar dalam struktur harga pokok penjualan untuk bisnis manufaktur.


Fluktuasi harga bahan baku di pasaran akan secara langsung berdampak pada HPP produk Anda. Sebagai contoh, ketika harga minyak dunia naik, biaya bahan baku plastik untuk kemasan juga akan meningkat.


Perubahan harga bahan baku bisa disebabkan oleh kelangkaan sumber daya, inflasi, perubahan kebijakan impor, atau kondisi geopolitik global.


Menurut penelitian dari Journal of Accounting Research, perubahan harga bahan baku dapat memengaruhi HPP hingga 40-60% tergantung jenis industrinya.


2. Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi menjadi faktor penting yang memengaruhi harga pokok penjualan.


Upah minimum regional, tunjangan karyawan, dan produktivitas pekerja akan memengaruhi total biaya tenaga kerja. Ketika upah minimum naik, HPP produk Anda juga akan meningkat.


Sebaliknya, peningkatan efisiensi dan produktivitas pekerja juga dapat menurunkan biaya per unit. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan, kenaikan UMR rata-rata 8% per tahun dapat meningkatkan HPP sebesar 3-5% untuk industri padat karya.


3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead mencakup semua pengeluaran yang tidak dapat dikategorikan sebagai bahan baku atau tenaga kerja langsung, namun tetap diperlukan dalam proses produksi. 


Contoh sederhananya seperti listrik, air, sewa gedung, depresiasi mesin, dan biaya pemeliharaan.


Biaya overhead sering kali bersifat tetap (fixed cost) sehingga semakin banyak unit diproduksi, semakin rendah biaya overhead per unit.


Menurut International Journal of Production Economics, biaya overhead dapat menyumbang 15-30% dari total HPP.


4. Volume produksi

Jumlah produk yang dihasilkan dalam satu periode produksi sangat memengaruhi harga pokok penjualan per unit.


Konsep economies of scale menjelaskan bahwa semakin besar volume produksi, semakin rendah biaya per unit karena biaya tetap dapat didistribusikan ke lebih banyak unit produk.


Sebuah studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa peningkatan volume produksi sebesar 100% dapat menurunkan HPP per unit hingga 15-20% pada industri manufaktur.


5. Metode penilaian persediaan

Metode penilaian persediaan Anda pilih akan memengaruhi perhitungan harga pokok penjualan.


Terdapat tiga metode yang umum digunakan, yaitu FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), dan metode rata-rata tertimbang (weighted average).


Dalam kondisi harga bahan baku yang cenderung naik, metode FIFO akan menghasilkan HPP yang lebih rendah dibandingkan LIFO.


Untuk itu, memilih metode penilaian persediaan harus sesuai dengan karakteristik bisnis Anda dan peraturan perpajakan berlaku.


6. Efisiensi proses produksi

Tingkat efisiensi proses produksi secara langsung akan memengaruhi harga pokok penjualan. Proses produksi yang efisien akan mengurangi pemborosan bahan baku, mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, dan meminimalkan biaya overhead.


Penerapan sistem manajemen mutu seperti Six Sigma atau Lean Manufacturing dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan HPP.


Menurut data dari McKinsey & Company, perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing tercatat berhasil menurunkan HPP hingga 10-15%.


7. Teknologi produksi

Teknologi yang digunakan dalam proses produksi memiliki dampak jangka panjang terhadap harga pokok penjualan.


Investasi awal untuk teknologi canggih mungkin tinggi, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan biaya tenaga kerja, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi tingkat kesalahan produksi.


Otomatisasi dan digitalisasi proses produksi menjadi tren untuk menurunkan HPP. Penelitian dari Deloitte menunjukkan bahwa implementasi teknologi Industry 4.0 dapat menurunkan HPP hingga 20% dalam jangka waktu 3-5 tahun.


8. Lokasi fasilitas produksi

Lokasi fasilitas produksi juga mampu memengaruhi berbagai komponen harga pokok penjualan, termasuk biaya transportasi, upah tenaga kerja, pajak, dan biaya utilitas.


Fasilitas produksi yang dekat dengan sumber bahan baku atau pasar dapat mengurangi biaya logistik. Perbedaan UMR antar daerah juga menjadi pertimbangan penting.


Studi dari Boston Consulting Group menunjukkan bahwa perbedaan lokasi dapat menciptakan variasi HPP hingga 25% untuk produk yang sama.


9. Regulasi pemerintah

Kebijakan pemerintah seperti pajak, bea masuk, subsidi, dan standar keselamatan kerja dapat memengaruhi harga pokok penjualan.


Perubahan peraturan ketenagakerjaan, lingkungan, atau perpajakan dapat meningkatkan biaya kepatuhan dan akhirnya berdampak pada HPP.


Menurut laporan World Bank, biaya kepatuhan regulasi dapat menyumbang 5-10% dari total HPP pada industri tertentu.


10. Fluktuasi nilai tukar

Untuk bisnis yang bergantung pada bahan baku impor atau menjual produk ke pasar internasional, fluktuasi nilai tukar mata uang menjadi faktor penting dalam memengaruhi harga pokok penjualan.


Pelemahan mata uang domestik akan meningkatkan biaya impor bahan baku, sementara penguatan mata uang domestik dapat menurunkan daya saing ekspor.


Strategi hedging seringkali digunakan untuk memitigasi risiko fluktuasi nilai tukar.


Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga pokok penjualan, Anda dapat mengembangkan strategi efektif untuk mengelola dan mengoptimalkan struktur biaya bisnis.


Pemantauan secara rutin terhadap komponen-komponen HPP akan membantu Anda mengidentifikasi area perbaikan dan meningkatkan profitabilitas bisnis secara keseluruhan.


Rumus Harga Pokok Penjualan Secara Umum

Rumus dasar untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP) sebenarnya sangat sederhana. Harga pokok penjualan diperoleh dari rumus berikut ini:


Rumus Harga Pokok Penjualan  = Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir

Persediaan awal merujuk pada stok barang tersedia pada awal periode akuntansi. Pembelian mencakup semua barang dibeli selama periode tersebut.


Sedangkan persediaan akhir adalah stok barang masih tersisa pada akhir periode akuntansi. Rumus ini sering disebut sebagai metode periodic inventory system.


Sementara itu, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan berdasarkan jenis bisnis maupun metode yang dipakai, lanjut baca artikel ini untuk penjelasan lengkapnya.


Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan dan Contoh Perhitungannya

Menghitung harga pokok penjualan dengan tepat merupakan keterampilan penting bagi Anda sebagai pemilik bisnis atau akuntan.


Perhitungan yang akurat akan membantu Anda menentukan harga jual secara optimal, menganalisis margin keuntungan, dan membuat keputusan bisnis yang lebih baik.


Untuk menghasilkan harga pokok penjualan yang akurat Anda dapat menggunakan Software Akuntansi khusus sesuai kebutuhan bisnis Anda seperti Software Akuntansi Accurate Online.


Mari kita bahas cara menghitung harga pokok penjualan beserta rumus-rumus penting yang digunakan dalam proses perhitungannya.


Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) secara umum, ikuti langkah-langkah berikut:


1. Tentukan Persediaan Awal

Persediaan awal adalah stok barang yang tersedia di awal periode (biasanya awal bulan atau tahun).


2. Hitung Pembelian Bersih

Pembelian bersih dihitung dengan:

Pembelian Bersih=  Total Pembelian − (Retur Pembelian + Diskon Pembelian)


Ini mencakup semua barang yang dibeli selama periode dikurangi barang yang dikembalikan atau diskon yang diperoleh.


3. Tentukan Persediaan Akhir

Persediaan akhir adalah jumlah stok barang yang masih tersedia di akhir periode.


4. Gunakan Rumus HPP

Setelah mendapatkan semua komponen, gunakan rumus berikut untuk menghitung HPP:

Rumus HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih − Persediaan Akhir


Metode Perhitungan HPP Berdasarkan Jenis Bisnis

1. Metode perhitungan untuk perusahaan dagang

Untuk perusahaan dagang, cara hitung harga pokok penjualan harus fokus pada biaya perolehan barang yang dijual. Rumusnya dapat dijabarkan sebagai berikut:


Rumus HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir

Pembelian bersih dapat dirinci menjadi:


Pembelian Bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)


Sebagai contoh, jika toko pakaian Anda memiliki persediaan awal Rp50.000.000,  melakukan pembelian sebesar Rp200.000.000, memiliki biaya angkut Rp5.000.000, retur pembelian Rp10.000.000, potongan pembelian Rp5.000.000, dan persediaan akhir Rp40.000.000, maka:


Pembelian Bersih = Rp200.000.000 + Rp5.000.000 - (Rp10.000.000 + Rp5.000.000) = Rp190.000.000

HPP = Rp50.000.000 + Rp190.000.000 - Rp40.000.000 = Rp200.000.000


2. Metode perhitungan untuk perusahaan manufaktur

Cara mencari harga pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur lebih kompleks karena melibatkan proses produksi. Rumusnya adalah:


Rumus HPP = Persediaan Awal Barang Jadi + Harga Pokok Produksi - Persediaan Akhir Barang Jadi


Harga Pokok Produksi dapat dihitung dengan:

Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik


Misalnya, pabrik furnitur Anda memiliki persediaan awal barang jadi Rp100.000.000, biaya bahan baku Rp300.000.000, biaya tenaga kerja langsung Rp150.000.000, biaya overhead pabrik Rp75.000.000, dan persediaan akhir barang jadi Rp125.000.000, maka:


Harga Pokok Produksi = Rp300.000.000 + Rp150.000.000 + Rp75.000.000 = Rp525.000.000HPP = Rp100.000.000 + Rp525.000.000 - Rp125.000.000 = Rp500.000.000


3. Perhitungan HPP untuk bisnis jasa

Untuk bisnis jasa, cara mendapatkan harga pokok penjualan sedikit berbeda karena tidak ada persediaan fisik. HPP untuk bisnis jasa fokus pada biaya langsung yang berkaitan dengan penyediaan jasa tersebut:


HPP Jasa = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Langsung Lainnya


Misalnya, konsultan IT Anda memiliki biaya tenaga ahli Rp20.000.000 dan biaya perangkat lunak khusus Rp5.000.000 untuk menyelesaikan satu proyek, maka HPP jasa tersebut adalah Rp25.000.000.


4. Perhitungan HPP untuk bisnis ritel online

Bisnis ritel online perlu mempertimbangkan beberapa komponen unik dalam cara mencari harga pokok penjualan mereka, yaitu:


HPP E-commerce = Harga Beli Produk + Biaya Pengiriman ke Gudang + Biaya Penyimpanan + Biaya Pengemasan


Sebagai contoh, toko online Anda membeli produk seharga Rp50.000, biaya pengiriman ke gudang Rp5.000, biaya penyimpanan Rp2.000, dan biaya pengemasan Rp3.000 per unit, maka HPP per unit adalah Rp60.000.


Metode Perhitungan HPP Berdasarkan Persediaan

1. Metode FIFO (First In First Out)

Metode FIFO mengasumsikan barang pertama yang dibeli akan menjadi barang pertama yang dijual. Cara mendapatkan harga pokok penjualan dengan metode FIFO sangat cocok untuk produk yang mudah rusak atau kadaluarsa.


Contoh: Toko elektronik Anda membeli 10 unit laptop dengan rincian:

  • 5 Januari: 3 unit @ Rp10.000.000 = Rp30.000.000

  • 15 Januari: 4 unit @ Rp11.000.000 = Rp44.000.000

  • 25 Januari: 3 unit @ Rp12.000.000 = Rp36.000.000


Jika Anda menjual 7 unit selama bulan Januari, maka HPP dengan metode FIFO adalah:

HPP = (3 × Rp10.000.000) + (4 × Rp11.000.000) = Rp30.000.000 + Rp44.000.000 = Rp74.000.000


2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO berasumsi bahwa barang yang terakhir dibeli akan menjadi barang pertama dijual. Meskipun di Indonesia metode ini sangat jarang digunakan untuk pelaporan pajak, namun cara mencari harga pokok penjualan dengan LIFO tetap bermanfaat.


Mari kita menggunakan contoh toko elektronik sebelumnya, jika Anda menjual 7 unit dengan metode LIFO, maka:

HPP = (3 × Rp12.000.000) + (4 × Rp11.000.000) = Rp36.000.000 + Rp44.000.000 = Rp80.000.000


3. Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average)

Metode rata-rata tertimbang menghitung HPP berdasarkan rata-rata biaya semua barang yang tersedia untuk dijual. Cara mencari harga pokok penjualan dengan metode ini cukup populer karena kesederhanaannya.


Dari contoh toko elektronik di atas, maka:

Total Biaya = Rp30.000.000 + Rp44.000.000 + Rp36.000.000 = Rp110.000.000

Total Unit = 3 + 4 + 3 = 10 unit


Biaya Rata-rata per Unit = Rp110.000.000 ÷ 10 = Rp11.000.000


Jika Anda menjual 7 unit:

HPP = 7 × Rp11.000.000 = Rp77.000.000


4. Pengaruh metode persediaan terhadap HPP

Metode persediaan yang Anda pilih akan memengaruhi hasil perhitungan HPP. Dalam kondisi harga  yang cenderung naik, cara menghitung harga pokok penjualan dengan metode FIFO akan menghasilkan HPP yang lebih rendah dibandingkan LIFO, sementara metode rata-rata berada di tengah-tengah.


Perbandingan dari contoh toko elektronik sebelumnya:

  • HPP dengan FIFO: Rp74.000.000

  • HPP dengan Rata-rata: Rp77.000.000

  • HPP dengan LIFO: Rp80.000.000


Perbedaan ini akan berdampak pada laba kotor dan pajak perusahaan Anda.


Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan sering digunakan dalam akuntansi biaya, terutama untuk bisnis manufaktur. Namun, keduanya memiliki konsep dan fungsi yang berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaannya:


1. Perbedaan secara pengertian

Harga Pokok Produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dalam satu periode, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.


Harga Pokok Penjualan adalah total biaya barang yang telah terjual dalam satu periode tertentu, dihitung berdasarkan stok awal, produksi, dan stok akhir barang jadi.


2️. Perbedaan komponen biaya

Harga Pokok Produksi mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP).


Harga Pokok Penjualan mencakup persediaan awal barang jadi, harga pokok produksi, dan dikurangi persediaan akhir barang jadi.


3. Perbedaan Fokus Perhitungan

Harga Pokok Produksi berfokus pada biaya produksi sebelum barang jadi dan siap untuk dijual.


Harga Pokok Penjualan berfokus pada biaya barang yang benar-benar sudah terjual kepada pelanggan.


4️. Perbedaan Penggunaan berdasarkan Jenis Usaha

Harga Pokok Produksi umumnya digunakan dalam perusahaan manufaktur yang memproduksi barang dari bahan mentah.


Harga Pokok Penjualan digunakan oleh perusahaan dagang dan manufaktur untuk mengetahui biaya barang yang telah terjual.


5. Perbedaan Rumus Perhitungan

Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik


Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal Barang Jadi + Harga Pokok Produksi - Persediaan Akhir Barang Jadi


Menghitung HPP lebih mudah dengan Accurate Online

Harga pokok penjualan (HPP) menjadi komponen penting dalam perhitungan keuangan bisnis Anda.


Secara definisi, HPP merupakan jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang dibeli dikurangi dengan jumlah persediaan akhir pada periode tertentu. 


Dengan kata lain, HPP adalah total biaya dikeluarkan dalam menjalankan proses produksi dalam sebuah badan usaha.


Salah satu fungsi utama HPP adalah untuk menghitung laba (keuntungan) dan kerugian dalam bisnis Anda.


Untuk menentukan harga jual produk secara tepat dan mengukur hasil penjualan, Anda harus bisa memahami HPP secara baik.


Namun, menghitung harga pokok penjualan secara manual bisa menjadi pekerjaan yang rumit dan rentan terjadi kesalahan.


Untungnya, Accurate Online hadir sebagai solusi software akuntansi terbaik untuk membantu Anda mengelola HPP dan seluruh aspek keuangan bisnis dengan lebih mudah.


Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang dirancang untuk membantu mengelola berbagai aspek keuangan dan operasional bisnis, mulai dari bisnis kecil hingga perusahaan besar.


Dengan Accurate Online, Anda dapat menghitung HPP secara otomatis dan akurat, terutama untuk bisnis F&B dimana perhitungan HPP menu menjadi sangat penting.


Keunggulan lainnya adalah Accurate Online sudah terintegrasi penuh dengan Accurate POS, software Point of Sales (kasir) berbasis cloud dapat Anda instal di perangkat Android.


Integrasi ini memudahkan pencatatan penjualan langsung terhubung dengan sistem akuntansi Anda.


Bahkan, Accurate POS juga terintegrasi dengan program loyalitas pelanggan Bliss, sehingga memungkinkan Anda untuk mencatat reward berupa poin ke pelanggan, baik penambahan poin maupun proses redeem (penukaran) poin.


Dengan lebih dari 600.000 pengguna lebih yang berlangganan di Indonesia, Accurate Online telah terbukti menjadi solusi terpercaya untuk mengelola bisnis, termasuk menghitung harga pokok penjualan secara akurat.


Jadi, ayo coba Accurate Online sekarang juga secara gratis dan rasakan kemudahan mengelola keuangan bisnis Anda dengan lebih efisien!

Comments


bottom of page