Permasalahan umum dalam mengelola gudang adalah ketika perusahaan kekurangan stok barang untuk dapat memenuhi pesanan konsumen. Permasalahan ini tidak hanya membuat perusahaan kehilangan potensi penjualan, tetapi juga terdapat pembengkakan biaya yang dapat merugikan perusahaan, atau disebut stockout cost.
Pemahaman terhadap stockout cost diperlukan agar perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya permasalahan ini.
Apa itu Stockout Cost?
Stockout Cost atau biaya kekurangan stok barang dalam gudang adalah pengeluaran yang timbul akibat terjadinya kelangkaan persediaan stok barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kekurangan stok atau biasa disebut stockout ini bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Jenis Stockout Cost
Pengeluaran biaya akibat stock out terbagi menjadi beberapa jenis berikut :
1. Biaya Kehilangan Penjualan
Kekurangan stok barang yang dicari konsumen dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan peluang penjualan. Konsumen mungkin akan beralih ke produk lain untuk memenuhi kebutuhannya. Biaya kehilangan penjualan dalam stockout cost ini meliputi:
Setiap potensi penjualan yang hilang atau gagal akibat stok barang kosong.
Kehilangan konsumen yang kecewa memiliki kemungkinan tidak kembali membeli di masa mendatang, sehingga mengurangi pendapatan perusahaan jangka panjang.
2. Biaya Kehilangan Loyalitas Konsumen
Konsumen yang tidak menemukan produk yang dibutuhkan akan merasa tidak puas dan mengalihkan loyalitas mereka ke perusahaan atau produk lain. Hal ini tentu merupakan sebuah bentuk kerugian, meskipun tidak secara langsung tetapi memiliki dampak signifikan. Mengembalikan konsumen yang hilang membutuhkan biaya lebih mahal, daripada menjaga loyalitas mereka.
3. Biaya Produksi Tertunda
Pada perusahaan produksi, kekurangan stok bahan baku atau komponen yang dibutuhkan untuk proses produksi dapat menyebabkan keterlambatan, dan akan menghasilkan pengeluaran stockout cost seperti :
Proses produksi harus berhenti atau melambat hingga stok tersedia kembali.
Pengiriman produk menjadi tertunda, menyebabkan keterlambatan pemenuhan pesanan dan ketidakpuasan konsumen.
4. Biaya Pengiriman Cepat (Expedite)
Untuk mengatasi kekurangan stok barang, perusahaan mungkin harus menggunakan pengiriman cepat dari pemasok untuk dapat memenuhi pesanan konsumen. Tentunya, layanan pengiriman cepat dengan prioritas tinggi memerlukan tambahan biaya.
5. Biaya Overtime
Ketika kekurangan stok barang menyebabkan keterlambatan produksi atau pemenuhan pesanan, perusahaan sering kali memberlakukan lembur guna mengejar keterlambatan tersebut. Tentunya dengan memberlakukan overtime maka akan meningkatkan biaya tenaga kerja dan operasional.
6. Biaya Penggantian (Substitusi)
Ketika terjadi stockout, perusahaan mungkin perlu mencari produk substitusi atau alternatif agar tetap dapat memenuhi permintaan pasar. Hal ini bisa mengakibatkan stockout cost seperti :
Perbedaan harga jika produk alternatif lebih mahal. Sehingga perusahaan harus menanggung selisih biaya.
Dengan menggunakan barang substitusi, konsumen mungkin tidak puas dengan produk pengganti yang kualitasnya berbeda atau tidak sesuai.
Penyebab Terjadinya Stockout Cost
Penyebab utama dari stockout cost atau biaya kehabisan stok barang yaitu adalah stockout itu sendiri. Sehingga, perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stockout dalam manajemen gudang.
Terjadinya stockout dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti tidak memiliki data tren permintaan pasar yang akurat, kesalahan pengelolaan gudang akibat proses manual, keterlambatan pengiriman dari supplier, hingga kesalahan jumlah stok barang dalam gudang yang mengakibatkan selisih atau kekosongan inventory.
Untuk itu, perusahaan perlu mengoptimalkan manajemen stok barang dalam gudang melalui penerapan teknologis seperti WMS. Sistem ini mampu mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh proses manual, dan juga meningkatkan visibilitas perusahaan terhadap operasional gudang.
Cara Menghitung Stockout Cost
Untuk dapat menghitung Stockout Cost (biaya kekurangan stok barang), diperlukan pemahaman terhadap beberapa faktor yang harus diperhitungkan. Secara umum, berikut langkah dan metode untuk menghitung stockout cost :
Menentukan Variabel Stockout Cost
Beberapa variabel penting yang perlu dihitung atau diperkirakan untuk menghitung stockout cost adalah :
Jumlah stok barang yang hilang (Q)
Kontribusi margin per unit (M) atau selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit, yang mencerminkan keuntungan yang hilang untuk setiap stok barang yang tidak terjual.
Persentase konsumen yang tidak kembali (R) karena perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan konsumen akibat terjadinya stockout
Biaya substitusi atau alternatif (C) seperti biaya pengiriman cepat, overtime, atau penggantian dengan produk alternatif yang timbul karena kekurangan stok.
Rumus Dasar Perhitungan Stockout Cost
Stockout Cost = (Jumlah unit yang hilang×Kontribusi margin per unit)+Biaya tambahan
Dalam rumus ini, perusahaan dapat menambahkan komponen biaya tambahan lainnya, seperti biaya percepatan pengiriman, biaya overtime, dan biaya peluang. Sehingga rumus dapat disesuaikan seperti berikut :
Stockout Cost = (Q×M) + Expediting Cost + Overtime Cost + Customer Loss Cost
Berikut contoh penerapan perhitungan stockout cost dalam manajemen gudang :
Jumlah unit yang hilang (Q): 500 unit
Kontribusi margin per unit (M): Rp 100.000
Biaya percepatan pengiriman (Expediting Cost): Rp 10.000.000
Persentase kehilangan konsumen (R): 5%, dengan rata-rata pembelian tahunan per konsumen adalah Rp 1.000.000
Langkah 1: Hitung kehilangan dari penjualan
Kehilangan penjualan = Q×M
Maka, kehilangan penjualan = 500 × Rp 100.000 = Rp 50.000.000
Langkah 2: Hitung biaya percepatan pengiriman
Biaya percepatan pengiriman = Rp 10.000.000
Langkah 3: Hitung biaya kehilangan konsumen
Biaya Kehilangan Konsumen = Jumlah konsumen yang hilang×Rata-rata pembelian tahunan
Jika dari 1000 konsumen, 5% tidak kembali, maka:
Jumlah Konsumen yang Hilang = 1000 × 5% = 50 Konsumen
Biaya Kehilangan Konsumen = 50 × Rp 1.000.000 = Rp50.000.000
Langkah 4: Hitung total Stockout Cost
Jika mengacu pada rumus diatas, maka perhitungan stockout cost dengan seluruh variabelnya akan seperti berikut :
Stockout Cost = Rp 50.000.000 (kehilangan penjualan) + Rp 10.000.000 (biaya percepatan pengiriman) + Rp 50.000.000 (biaya kehilangan konsumen) = Rp110.000.000
Hindari Stockout Cost dengan penggunaan Software Inventory Prieds
Untuk dapat menghindari stockout cost, perusahaan harus memiliki strategi manajemen stok barang yang optimal. Salah satu langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pengelolaan gudang yaitu dengan menerapkan WMS. dengan sistem ini, perusahaan akan mampu melakukan pemantauan stok secara real-time, analisis permintaan yang akurat sebagai acuan dalam menyusun perkiraan permintaan dan kebutuhan stok barang pada masa mendatang, serta meningkatkan hubungan dan kerjasama yang baik dengan pemasok, sehingga pengiriman barang dapat dilakukan tepat waktu. Selain itu, dengan penerapan WMS perusahaan dapat mengidentifikasi akan terjadinya kekurangan stok barang dan dicegah sebelum menyebabkan kerugian yang signifikan.
Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan WMS, Prieds menawarkan teknologi yang dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan perusahaan, seperti mengoptimalkan pengelolaan gudang dan menghindari stockout cost melalui integrasi antara hardware dengan software. Beragam fitur dari WMS Prieds dapat membantu perusahaan untuk mengelola gudang dengan lebih optimal.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut terkait perhitungan dan cara menghindari stockout cost dengan WMS melalui konsultasi dengan tim ahli. Dapatkan Software yang dilengkapi dengan fitur lengkap, keamanan terbaik dan kemudahan penggunan yang sesuai dengan kebutuhan pada perusahaan dengan Prieds.
Komentar