top of page

Prestasi & Tantangan Prieds sebagai Startup di Indonesia - Indigo Impact Report 2022

Diperbarui: 5 Feb

Meskipun sedikit pesaing, sebagai startup yang bergerak di bidang supply chain management atau manajemen rantai pasok. Prieds memiliki banyak tantangan untuk dapat mengenalkan produknya kepada calon klien.


Prieds sendiri didirikan oleh Mark Gabriel Priyono pada tahun 2018 dan berfokus untuk dapat menyediakan layanan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Internet of Things (IoT) kepada pelaku bisnis, khususnya mereka yang bergerak di bidang manufaktur dan sektor logistik.


Pada tahun 2018, Mark melihat bahwa masih sedikit perusahaan yang menyediakan layanan software Enterprise Resource Planning (ERP) untuk bisnis rantai pasok.


Pada saat itu, Mark melihat bahwa layanan ERP kebanyakan masih disediakan oleh perusahaan-perusahaan luar negeri dengan biaya layanan yang relatif mahal untuk pelaku bisnis di Indonesia, meskipun layanan tersebut telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama.


Dengan adanya peluang tersebut, bersama dengan partnernya yang memiliki latar belakang pada IoT, Mark memutuskan untuk mendirikan Prieds sebagai solusi atas permasalahan rantai pasok dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.


Dengan menyasar pada segmen business-to-business (B2B), bukan hal yang mudah bagi Prieds untuk dapat diterima dan mendapatkan kepercayaan oleh pelaku bisnis di Indonesia.


Saat itu, Mark masih harus menyakinkan calon klien bahwa kualitas dan solusi yang ditawarkan oleh Prieds dapat bersaing dengan banyak layanan ERP dari luar negeri, meskipun dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.


Untuk dapat mengenalkan layanan Prieds kepada masyarakat Indonesia, awalnya Prieds menyasar para pemilik bengkel otomotif. Namun, seiring dengan kebutuhan digitalisasi, Prieds berusaha untuk melebarkan sayapnya dengan mulai merambah ke sektor lain.


Dengan bergabungnya Prieds pada program Indigo Telkom, Mark merasa bahwa Prieds semakin dikenal oleh pelaku bisnis di Indonesia. Tidak hanya itu, Indigo Telkom juga membantu untuk menjembatani Prieds dengan calon klien potensial, terutama BUMN.



Hingga saat ini, Prieds telah meningkatkan jumlah kliennya hingga dua kali lipat jika dibandingkan pada saat awal didirikannya. Dari segi penghasilan, Prieds juga telah meraup keuntungan mencapai 2-3 kali lipat, dengan tingkat retensi sebesar 85 persen setelah bergabung di program Indigo.


Dengan semakin berkembangnya Prieds saat ini, Prieds akan terus berusaha untuk dapat membantu pelaku usaha dalam mengelola operasional gudang mereka melalui software yang dapat terhubung dengan hardware melalui teknologi IoT dengan menyediakan layanan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Warehouse Management System (WMS) untuk pelaku bisnis di Indonesia.


Anda dapat mempelajari lebih lanjut solusi stock opname dengan melakukan konsultasi dengan tim ahli Prieds. Dapatkan solusi tepat untuk proses stock opname yang optimal dengan menerapkan aplikasi stock opname gudang pada bisnis Anda.


Apabila Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tantangan dalam digitalisasi di Indonesia serta bagaimana potensi-potensi yang ada di Indonesia, Anda dapat melihatnya melalui Indigo Annual Report 2022 – Inklusi Teknologi Digital demi Pemerataan Ekonomi.


39 tampilan0 komentar
bottom of page