top of page

Backorder: Pengertian, Penyebab, Dampak, Rumus dan Cara Mengelolanya

kevramadhani

Salah satu penyebab dari penundaan pada proses pemenuhan pesanan yaitu adalah terjadinya backorder dalam manajemen stok. Backorder sendiri tidak selalu menjadi hal yang negatif bagi pengelolaan gudang perusahaan, tetapi terdapat beberapa sisi positif dari backorder.


Untuk dapat mengetahui seberapa sering terjadinya backorder, perusahaan dapat mengukur dengan rumus perhitungan backorder rate. Selain itu, peran dari teknologi, seperti WMS, memiliki pengaruh untuk dapat mengukur rasio backorder, sekaligus mengelola agar perusahaan dapat meminimalisir terjadinya backorder.


Pengertian Backorder

Pengertian Backorder

Backorder merupakan istilah dalam manajemen stok yang menggambarkan situasi dimana suatu produk tidak tersedia pada saat pesanan dilakukan, tetapi pelanggan tetap dapat memesan barang tersebut untuk pengiriman pada masa mendatang setelah stok tersedia. 


Situasi ini biasanya terjadi ketika permintaan untuk suatu produk melebihi jumlah stok yang tersedia, baik karena lonjakan permintaan, gangguan rantai pasokan, atau keterlambatan produksi.


Penyebab Backorder dalam Manajemen Stok

Backorder dalam manajemen stok disebabkan oleh beberapa faktor berikut:


1. Lonjakan Permintaan yang Tidak Terduga

Ketika permintaan suatu produk meningkat secara tiba-tiba, perusahaan mungkin tidak memiliki jumlah stok yang tersedia untuk mencukupi seluruh permintaan tersebut. Sehingga terjadi backorder dan proses pemenuhan pesanan ditunda hingga stok tersedia kembali.


2. Hambatan pada Supply Chain

Masalah seperti keterlambatan pengiriman bahan baku, kendala pada produksi, maupun permasalahan dalam logistik dapat menyebabkan kekurangan stok yang akan memicu terjadinya backorder apabila perusahaan tidak memiliki jumlah ketersediaan stok yang mencukupi.


3. Perencanaan Inventory yang Tidak Akurat

Kesalahan dalam menyusun perkiraan kebutuhan stok atau strategi pengadaan stok yang tidak akurat dapat menyebabkan situasi backorder. Hal ini juga membuat perusahaan akan kehilangan potensi penjualan apabila tidak segera teratasi.


4. Produk yang Dibuat Terbatas

Dalam beberapa kejadian, perusahaan mungkin sengaja memproduksi stok dalam jumlah terbatas untuk mengelola biaya atau menguji permintaan pasar. Apabila respon pasar positif, hal ini dapat memicu backorder yang membuat konsumen harus menunggu untuk pemenuhan pesanan mereka.



Dampak dari Backorder dalam Manajemen Stok

Backorder tidak selalu menjadi sebuah hal yang buruk dalam proses manajemen stok. Terdapat dua dampak dari backorder, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Berikut penjelasan masing-masing dampak backorder dalam manajemen stok:


Dampak Positif dari Backorder

  1. Menjaga Pemasukan Perusahaan: Perusahaan tetap menerima pesanan meskipun stok habis.

  2. Pengelolaan Permintaan: Perusahaan dapat mengukur tingkat permintaan produk di pasar.

  3. Membangun Loyalitas: Dengan komunikasi yang baik, pelanggan mungkin tetap loyal meski harus menunggu.


Dampak Negatif dari Backorder

  1. Kepuasan Pelanggan Berkurang: Penundaan pengiriman dapat mengecewakan pelanggan.

  2. Reputasi Terganggu: Terlalu sering menghadapi backorder dapat merusak citra perusahaan.

  3. Biaya Tambahan: Misalnya, biaya pengiriman terpisah atau biaya untuk mempercepat produksi.


Cara Mengukur Backorder Rate dengan Akurat

Backorder Rate adalah metrik yang digunakan untuk mengukur persentase pesanan yang tidak dapat dipenuhi karena produk yang dipesan sedang dalam status backorder. Metrik ini memberikan gambaran tentang efektivitas manajemen inventaris perusahaan.


Untuk mengukur backorder rate, perusahaan dapat menggunakan rumus berikut:


Backorder Rate = Jumlah BackorderTotal Pesananx 100%


Dari rumus tersebut, perusahaan dapat mengartikan angka hasil backorder rate sebagai berikut:


1. Backorder Rate Tinggi 

Tingkat backorder yang tinggi menunjukkan seringnya kekurangan stok dalam gudang, yang dapat mengurangi kepuasan konsumen dan merusak reputasi perusahaan jika tidak segera diatasi dengan cepat dan tepat.


2. Backorder Rate Rendah

Tingkat backorder yang rendah mencerminkan manajemen stok yang baik, memastikan permintaan terpenuhi, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menjaga daya saing.


Cara Mengelola Backorder dalam Manajemen Stok

Untuk mengatasi backorder dan menjaga angka backorder rate agar tetap rendah, perusahaan perlu mengoptimalkan beberapa proses dalam manajemen stok. Berikut cara mengelola backorder dengan baik:


1. Meningkatkan Akurasi Demand Planning

Perencanaan permintaan atau demand planning yang akurat dapat diraih melalui pemanfaatan riwayat data yang lengkap, serta proses analisis yang tepat untuk memprediksi kebutuhan pasar secara akurat. Dengan menggunakan alat seperti WMS, perusahaan dapat mengelola dan merencanakan kebutuhan stok secara lebih efektif, mengurangi risiko kekurangan stok yang dapat menyebabkan backorder.


2. Optimalkan Manajemen Stok

Manajemen stok yang optimal membutuhkan penerapan teknologi otomatis untuk mempermudah perusahaan melakukan pemantauan memantau stok secara real-time. Selain itu, WMS juga dapat menetapkan tingkat stok cadangan (safety stock), yang akan melakukan pengadaan stok secara otomatis untuk menjaga ketersediaan produk dalam gudang.


3. Memiliki Beberapa Supplier

Bekerjasama dengan lebih dari satu supplier merupakan salah satu strategi penting untuk mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan baku. Diversifikasi supplier membantu perusahaan untuk menjaga stabilitas stok, terutama saat salah satu pemasok mengalami kendala.


4. Komunikasi yang Transparan

Komunikasi yang jelas antara perusahaan dengan konsumen merupakan kunci dalam mengelola ekspektasi konsumen. Perusahaan harus memberikan informasi tentang status pesanan dan perkiraan waktu pengiriman. Selain itu, memberikan opsi kompensasi, seperti diskon atau pengiriman gratis, dapat membantu meningkatkan kepuasan konsumen meskipun terjadi keterlambatan.


Minimalkan Backorder dalam Manajemen Stok dengan WMS Prieds

Mengelola backorder secara efektif membutuhkan perencanaan yang baik, sistem yang canggih, serta komunikasi yang kuat dengan konsumen. Dengan menjaga backorder rate tetap rendah, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan menjaga performa manajemen stok agar berjalan dengan optimal.


Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan WMS, Prieds menghadirkan Software yang mampu membantu perusahaan untuk mempermudah pengelolaan stok, meminimalisir backorder, serta meningkatkan visibilitas perusahaan terhadap seluruh operasional dalam gudang. 


Melalui implementasi WMS Prieds, perusahaan dapat mengkonfigurasi sistem sesuai kebutuhan perusahaan, dan melakukan integrasi dengan sistem ataupun perangkat lain seperti RFID, sehingga dapat mengoptimalkan pengelolaan backorder, meningkatkan visibilitas stok barang secara real-time, serta mampu meningkatkan performa gudang.


Pelajari lebih lanjut terkait cara meminimalisir backorder pada manajemen stok dengan WMS melalui konsultasi dengan tim ahli. Dapatkan sistem yang dilengkapi dengan fitur lengkap, keamanan terbaik dan kemudahan penggunan yang sesuai dengan kebutuhan pada perusahaan dengan Prieds.

15 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentários


bottom of page